Berwisata ke Kota Pendidikan
Yogyakarta terasa kurang lengkap kalau belum mampir ke Pusat Penjualan Buku
Yogyakarta, yang lebih dikenal dengan nama Shopping Center. Memasuki Jalan
Sriwedari, deretan kios-kios yang memajang beragam buku akan langsung terlihat
dalam pandangan mata. Keberadaannya sebagai pusat penjualan buku tak dapat
dipisahkan dari status Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan, di mana terdapat
puluhan bahkan ratusan perguruan tinggi negeri maupun swasta. Karena itu,
Yogyakarta menjadi melting pot, kancah perjumpaan para mahasiswa yang datang
dari pelbagai penjuru daerah di Indonesia dan bahkan dari Asia Tenggara. Selain
itu, masyarakat Yogyakarta yang dikenal memiliki tradisi membaca cukup tinggi
juga turut memberikan andil bagi keberadaan Shopping Center.
“Buku
Adalah Jendela Dunia”. Itulah moto yang diusung Shopping Center setelah
menempati tempat baru. Moto itu setidaknya menyatakan bahwa membaca adalah cara
terbaik untuk mengarungi khazanah ilmu pengetahuan. Dari sini dapat dikatakan
bahwa buku adalah barometer dinamika kultural sebuah bangsa. Keberadaan
Shopping Center sebagai pusat penjualan buku di Yogyakarta menjadi menarik
perhatian publik karena pesatnya perkembangan penerbitan buku di Yogyakarta
yang berproduksi terus menerus, baik buku-buku karya pengarang lokal maupun
terjemahan dari bahasa asing.
Meskipun
baru beroperasi sejak 26 Juli 2005, tempat baru Shopping Center telah menampung
ratusan kios pedagang buku yang sudah dirintis sejak hampir 40 tahun lalu,
yakni sejak tahun 1970-an. Perjalanan panjang riwayat Shopping Center yang
terpaksa berpindah-pindah tempat akibat pembangunan dan penggusuran, kini
berlabuh di tempat permanen di kawasan cagar budaya Taman Budaya Yogyakarta.
Setidaknya, ada 124 kios yang tertata rapi di pusat penjualan buku yang kini
terdiri dari dua lantai tersebut. Para pedagangnya tergabung dalam Koperasi
Pedagang Buku (Kopaku) Yogyakarta yang terbentuk sekitar tahun 1988.
Saking
kondangnya Shooping Center, pada tahun 1988 mantan Perdana Menteri Malaysia,
Dr. Mahathir Muhammad, pernah berkunjung ke pusat penjualan buku ini ketika
masih di lokasi lama. Pasalnya, gaung Shopping Center waktu itu sebagai pusat
pedagang buku cukup besar untuk ukuran Asia Tenggara.
B.
Keistimewaan
Hampir
setiap hari Shopping Center selalu ramai dikunjungi calon-calon pembeli,
terlebih lagi pada akhir pekan, yaitu Jumat hingga Minggu. Bahkan, tidak
sedikit pula pembeli yang datang dari luar Kota Yogyakarta. Selain itu,
Shopping Center dapat menjadi alternatif bagi para kutu buku ketika buku yang
dicari tidak ditemukan di toko-toko buku lain.
Buku
yang dijual di Shopping Center meliputi buku-buku baru hingga buku-buku bekas.
Tiap kios memiliki spesifikasinya masing-masing, dari buku-buku umum bertema
sosial, budaya, keagamaan, sastra, buku pelajaran, kamus, hingga novel, dan
komik. Tak hanya itu, Shopping Center juga menyediakan berbagai kebutuhan untuk
pelajar dan mahasiswa, mulai kliping berita atau artikel koran, makalah,
skripsi bekas, hingga buku-buku penunjang sekolah maupun kuliah.
Soal
harga, buku-buku di Shopping Center relatif lebih murah jika dibandingkan
dengan harga di toko-toko buku lain. Mengapa? Karena umumnya, pedagang di
Shopping Center hanya mengambil untung tipis, yakni antara 5 sampai 10 persen
dari harga jual buku yang dipatok penerbit. Pemilik kios mengambil buku dari
distributor atau agennya langsung dengan rabat (potongan harga) 25 sampai 35
persen. Para pembeli pun dapat melakukan tawar-menawar harga buku yang
diinginkan. Hal inilah yang juga membedakan Shopping Center dengan toko-toko
buku lainnya.
C.
Lokasi
Shopping
Center berlokasi di pusat Kota Yogyakarta, tepatnya di Jl. Sriwedari Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY). Lokasinya berada di sebelah timur Benteng Vredeburg
dan berdampingan dengan Taman Pintar dan Taman Budaya Yogyakarta. Di sebelah
utara Shopping Center terdapat Pasar Beringharjo dan Kawasan Malioboro.
D.
Akses
Akses
menuju Shopping Center tidak terlalu sulit karena letaknya persis di jantung
Kota Yogyakarta. Di samping itu, tempat ini juga relatif dekat dari Bandara
Adisutjipto (sekitar 8 km), dari Terminal Giwangan (sekitar 6 km), dari Stasiun
Lempuyangan (sekitar 3 km), dan dari Stasiun Tugu (sekitar 1 km).
Bagi
turis domestik atau mancanegara yang berangkat dari Bandara Adisutjipto dapat
menggunakan Bus Trans-Jogja (trayek 3A atau 3B) melewati Jalan Malioboro.
Setelah sekitar 25 menit dan membayar ongkos sekitar Rp 3.000, wisatawan dapat
turun di Halte Bus Trans-Jogja depan Gedung Agung, kemudian jalan kaki menuju
Shopping Center sekitar 300 meter. Sedangkan wisatawan yang berangkat dari
Terminal Giwangan dapat menggunakan bus kota jalur 2, jalur 4 atau jalur 15
melewati Jalan Malioboro, kemudian turun di depan Pasar Beringharjo atau Taman
Pintar dengan membayar ongkos sekitar Rp 2.500, kemudian jalan kaki menuju
Shopping Center sekitar 200 meter.
Sedangkan
bagi wisatawan yang berangkat dari Stasiun Lempuyangan dapat menggunakan taksi
menuju Shopping Center dengan membayar ongkos kurang lebih sebesar Rp 20.000. Sedangkan
wisatawan yang berangkat dari Stasiun Tugu dapat menggunakan becak atau andong
menuju Shopping Center dengan membayar ongkos kurang lebih sebesar Rp 10.000.
E.
Harga Tiket
Wisatawan
yang berkunjung ke Shopping Center tidak dikenai biaya sepeser pun. Shopping
Center buka setiap hari Senin hingga Minggu pada pukul 09.00 sampai pukul 21.00
WIB.
F.
Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Fasilitas
pendukung yang terdapat di Shopping Center adalah mushola, toilet, dan halaman
parkir yang rindang dan luas.
0 komentar:
Posting Komentar